Lingkup aktivitas bisnis sangat
luas. Namun pada dasarnya aktivitas tersebut terdiri dari produksi, distribusi,
konsumsi.
a. Produksi
Dalam
pengertian luas, produksi berarti setiap aktivitas untuk memuaskan kebutuhan manusia.
Produksi itu dapat dibedakan atas produksi primer, sekunder, dan tersier.
Produksi
primer berarti aktivitas bisnis menarik sumber daya alam yang ada di
lingkungannya, misalnya dalam pertambangan orang menarik biji besi dari dalam
tanah. Pada perikanan orang mengumpulkan ikan dari laut.
Pada
tingkat sekunder, sumber daya alam atau bahan mentah diproses atau diolah
menjadi barang jadi. Contohnya balok – balok kayu yang diubah menjadi meubel.
Produksi pada tahap sekunder termasuk di dalamnya perusahaan yang memproduksi
berbagai elemen yang di-assembel menjadi barang – barang konsumsi atau barang –
barang industri. Misalnya assembling mobil menggunakan sejumlah bagian mesin
dan peralatan dengan bantuan para suplier mesin – mesin, baterai, ban, kaca,
dan sejumlah peralatan lainnya sehingga dihasilkannya sebuah mobil.
Pada
produksi tersier, yang diproduksi umumnya berupa jasa – jasa. Misalnya industri
manufaktur dibantu oleh sejumlah jasa – jasa dan fasilitas. Sistem – sistem
perusahaan, memerlukan berbagai masukan untuk berputarnya berbagai hasil untuk
masyarakat. Masukan – masukan ini disebut faktor produksi, masukan – masukan
dasar adalah material ( bahan baku ), tenaga kerja, modal dan enterpreneurship
( kepemimpinan ).
b. Distribusi
Distribusi
berarti pemindahan tempat barang atau jasa dari produsen ke konsumen. Termasuk
ke dalamnya pemindahan material dari lini permulaan ke proses produksi. Ini
meliputi penyimpanan dan pengolahan bahan mentah dan barang jadi, pengepakan,
pengawasan persediaan dan transportasi kepada pemakai akhir. Sebuah sistem
distribusi yang efisien akan mengurangi modal yang terikat dalam bahan mentah
dan barang jadi yang belum terjual. Distribusi juga terlaksana karena adanya
penyedia jasa – jasa. Sistem distribusi yang baik memberi kontribusi kepada
pemakai dalam memperluas pasar, ini berarti dapat mengurangi kebutuhan
persediaan yang besar baik bahan mentah atau barang jadi. Harus diusahakan agar
barang dan jasa dapat diperoleh bila dan dimana dibutuhkan.
c. Konsumsi
Test
terakhir dari keberhasilan produsen adalah permintaan kepada barang – barang
dan jasa – jasa ini yang ditunjukkan oleh volume penjualan barang dan jasa.
Namun seorang konsumen harus sadar bahwa barang yang dibutuhkannya dapat dibeli
di pasar. Karena alasan ini produsen biasanya memberi usaha yang cukup untuk
mempromosikan atau menciptakan suatu kesadaran akan produksi barang atau
jasanya. Aktivitas promosi seperti ini boleh juga diarahkan pada konsumen
potensial yang mungkin memiliki daya beli namun belum ada keinginan untuk
membeli.
Konsumsi
yang besar dapat dipertahankan jika para pembeli memiliki tenaga beli yang
perlu. Ini dipengaruhi oleh penghasilan konsumen dan pola konsumsinya. Namun
tidak seluruh penghasilan pribadi dapat menjadi pengeluaran. Konsumsi seseorang
polanya tergantung juga pada faktor – faktor lain, salah satunya pada kelompok
umurnya.
Dewasa
ini perusahaan ditantang jenis lain dari permintaan konsumen yaitu hak – hak
konsumen. Konsumen sekarang meminta proteksi ( perlindungan ) dari praktek
penjualan tidak etis. Sejak tahun 1960an, kelompok konsumen telah muncul di
berbagai negara memastikan bahwa para konsumen mempunyai hak dasar atas
keselamatan, memperoleh informasi, memilih dan untuk didengar. Daya beli
konsumen ditingkatkan melalui proses kredit. Penyedia barang – barang tahan
lama, seperti elektronik, otomotif, perumahan diberikan proses pembelian secara
kredit ( pembayaran angsuran ). Perusahaan – perusahaan juga mungkin meminta
pinjaman dari lembaga keuangan. Peranan dari sektor keuangan membuka jalur
simpanan mendanai produksi dan konsumsi.
Daftar Pustaka :
Drs. M.
Manullang., (2002), Pengantar Bisnis Edisi Pertama, Gadjah Mada University
Press, Yogyakarta.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar